Sabtu, 21 November 2009

14082009,0123

bgr-rusunawa,jumat,14082009,0123

sayang .....
andai kau tahu ....
begitu besar rinduku padamu....
adik ku...
andai kau mengerti....
betapa besar cemasku atasmu....
....
saudariku...
ku padamu...
sebagai orang tua, dan juga kaka yang begitu mencintaimu..
sebagai orang tua....
kuharapkan masa depanmu yang terbaik...
pribadi yang menarik, sopan... santun... rendah hati...ramah... rajin mengaji... rajin belajar...
tangguh..... sabar.... berbudi... menjaga kehormatan diri dan keluarga...
sebagai kaka...
kumerindukan ceriamu...
ku selalu menantikan ceritamu...
ku inginkan manjamu....
kudambakan percayamu...
tuk biarkanku...
mencintaimu sebesarnya....
merindukanmu selamanya...
mengagumimu sepenuh hati...
..........
sebagai orang tua...
ku memang terlihat keras dan mungkin kejam....
sebagi kaka...
hatiku terlalu perasa... halus dan mudah terluka
(15082009,1102)
sebagai orang tua...
ku kan kecewa jika dede tak memakai etika...
berbicara, bersopan-santun...
sebagai orang tua...
ku kan cemas jika dede salah memilih teman...
bermain sampai lupa belajar, bergaul sampai lupa kehormatan...
sebagai kaka...
ku hanya tahu merindukanmu... dan menyayangmu..
memandangmu sepenuh hati...
menikmati indahnya wajahmu betapa bangganya hatiku....
kau.. adikku... selalu indah di mataku...
siapapun pacarmu yang terbaik, ku tak begitu peduli...
selama ku dapat memandang wajahmu sepuasnya...
ku selalu rindu senyummu....
ceriamu... juga ceritamu....
keakraban saudara... memang hanya itu pemberi semangat hidupku
sebagaimana kau lihat betapa akrabku dengan saudara-saudariku
manjamu... selau ku damba... kuingin dan kurindu...
membelaimu...
mencium wangi rambutmu....
memandangmu....
memelukmu.....
menyembuhkan luka-luka benturan perjuangan hidup...
menghiburkan hati gelisah....
menenangkan cemasku atas mu...
menambahkan sayangku padamu

12082009,2451

bgr-rusunawa,kamis,12082009,2451


sayang...
sebegitu bahagia ingin kuhadiahkan untuk mu
untuk salammu.. juga baikmu...
......
begitu kau kini telah mengerti...
menghargai ucapku.... menjaga sikapmu...
begitu kini kau bisa menghargai...
berlaku ramah... menahan diri...
......
sayang...
tak sadarkah kau begitu indah.....
takkan bosan tuk dipandang.....
tak mungkin lelah tuk dibayangkan
adik ku....
indahmu... manismu.... cantikmu....
tak bolehkah ku memujimu?
tak kankah kau ijinkan ku merindukanmu?
tentu banyak yang menyukaimu
dan pasti banyak pula yang merindukanmu...
adik ku....
kakakmu ini pantas merindukanmu...
dengan rindu yang lebih besar dari rindu-rindu yang pernah kau terima
sayang ku....
saudaramu tentu kau ijinkan menyayangimu..
dengan sayang yang lebih banyak dari sayang-sayang yang pernah kau inginkan

kamis,12082009,2405

bgr-rusunawa,kamis,12082009,2405

lagi...
ku tertunduk sedih
sebegitu ku mengharap...
sejauh itu ku menderita...
mungkin memang ini yang pantas ku terima...
sementara sayangku begitu membahana...
ku terima nasibku...
betapa rinduku telah melukakanku...
..........
jauh ku merindukanmu...
membekukan darah... mengeringkan tulang...
menyesakkan nafas... menjulangkan harap...
tak dapatkah ku nikmati senyummu...
pelega hati... pelipur dahaga....
tak bolehkah ku terima manjamu...
yang kurindukan di setiap mimpi siang-malamku
entah apa yang kau pikirkan...
yang ku tahu betapa ku merindukanmu
bahkan saat kau didepanku... rinduku bertambah menggelisahkan dada
ku slalu ingin membelaimu...
melepas rindu.... mencurahkan sayangku...
rindu-rindu yang tak dapat kuberikan
pada siapa maupun apa....
.........
lagi...
ku terhancurkan inginku...
begitu dalam lukaku...
begitu sakit batinku...
.........
mengapa begitu sepi....
mengapa sebegitu lama.....
rinduku dalam kesendirian....
menghitung langkah yang telah sekian lama...
memandangi waktu yang telah berlalu...
.........
mengapa begitu sunyi...
dimanakah rindu yang ku tunggu.....
di batas senyum ceriamu...
di sela-sela tawa ceritamu....
..........
mengapa begitu menyedihkan...
merindukanmu...
seperti mengharap hujan dalam gersang
mengapa ku begitu menderita.....
sekedar mengharap ceriamu
sekedar mendamba manjamu....
..........
kapankah bukan sekedar damba...
kapankah tidak sekedar harap....
ku begitu merindukan ceritamu.... harapmu bahkan tawamu...
pada siapa ku kan mengadu...
bahwa inginku telah begitu menyiksakanku
mungkin kaupun takkan mengerti...
betapa hal kecil begitu bisa menyengsarakanku